Spesialis Umrah PRIVATE; Layanan Berkwalitas, Terbaik, Profesional & Memuaskan

Menjadi Haji yang Mabrur, Perhatikan Ciri-Ciri dan Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 18 Mei 2025, 08:00:02

Seringkali kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang disebut dengan haji mabrur? Dan apakah ciri seseorang dikatakan menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun menurut istilah, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib serta larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menjalankan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari tanah suci.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Pastinya terdapat ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda meraih haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang harus dihindari selama berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji yang Mabrur

Terdapat beberapa sabda Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apa itu haji mabrur? Rasulullah kemudian menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain kesempatan, sahabat juga bertanya tentang ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah berkata: “Memberikan makanan dan berkata dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats adalah tindakan yang keji atau tak senonoh misalnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah SWT.

Dengan demikian, dapat diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji yang mabrur, di antaranya adalah sebagai berikut:

-memberi kedamaian untuk orang di sekitarnya

-Sopan dan santun ketika berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan untuk orang-orang yang membutuhkan

-mensucikan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.

Nah, dengan mengetahui ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin saat seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun dan mengasihi kepada sesama lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Tuhannya (hablum minallah), namun juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri yaitu sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung mengesampingkan dari kehidupan dunia dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang yaitu ia meninggalkan perbuatan yang buruk yang ia kerjakan sebelum ia haji.”

Artinya, secara menyeluruh seorang disebut sebagai haji mabrur adalah ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari supaya nantinya Anda termasuk menjadi haji mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat disarankan untuk memurnikan niat menunaikan ibadah haji yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai terbersit niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.

Misalnya, niat haji hanya untuk ‘dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering memperbaharui niat selama menjalani ibadah haji supaya niat selalu terjaga.

Membersihkan Biaya yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilaksanakan di Baitullah maka segala hal yang ada kaitannya dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang dipakai untuk melaksanakan haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati supaya tidak terjebak godaan setan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Meninggalkan Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat melaksanakan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan ucapan kotor, bersikap tidak baik, dan melakukan hal yang tidak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat dan melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.

Tidak Boleh Bersikap Tinggi Hati

Hal yang sering tidak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah serta lupa. Jangan sampai Anda merasa sudah baik daripada orang lain yang belum diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.

Tidak Boleh Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Karena pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah beberapa ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur untuk Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id